Sekedar share, ngga sengaja aku nemu bukunya Norman Vincent Peale ( beliau banyak menulis buku tentang motivasi ) yang berjudul " You Can If You Think You Can ". Sebetulnya aku sudah membaca dalam versi bahasa Indonesianya sewaktu masih tinggal di Jogja, eh di US aku menemukan lagi tentu saja dalam bahasa Inggris. Perlu diketahui aku nge fans banget sama bapak " Norman V. Peale " sayang sekarang beliau sudah tiada.
Yang mau saya share ini adalah salah satu surat yang diterima beliau pada waktu itu, dan terasa spesial karena pengirimnya adalah mahasiswi dari Indonesia ( dulunya ) yang sekarang tinggal di Amerika dan beruntung sempat bertemu dengan penulis yang saya kagumi tersebut. OK. baiklah aku coba tulis pengantar selengkapnya di buku tsb.
Just One Word More
Did you ever stop to think what a book can do ? A book can written from a positive and a inspirational point of view? I wish it were possible to reproduce here many of letters received which tell of the marvelous result such book have had in people's experience. Let me give you just one, a letter that came just as I was finishing this manuscript. It tells what a book did for a young woman, Loan Eng Tjioe, Ph.D. She writes :
Dear Doctor Peale :
Your book guided me through difficult phases of my life even before I came to the United States. I was still in my home country in Indonesia, when I came accros your book. Stay Alive All Your Life . At that time I was an unhappy, frustrated college student. I wanted to go abroad badly to receive a better education and to see the world outside my country look like.
Many friends of mine had gone to Europe for study. and I accompanied them one by one to the airport, where I said goodbye to them. I always came home with a tearsasking when it would be my turn to go too. However my father was a small bussinesman and have five children to take care of. It was immpossible for him ti finance to study in Europe.
I knew a miracle had to happen If I were ever to go abroad. Then I found your book and learn that I could get what I wanted, if I but believed ! your book also said I have to act as if I were sure I would get what I wanted . Well, I thought I have nothing to lose to try it.
I told my self that I would get a scholarship to Germany, the country that I wanted to study, because Psyichology, the subject I majored in originated there. I started taking German lessons intensively. I wrote to German universities asking about possibilities of a scholarship. They all replied in negative. No one could give me a scholarship unless I was already studying in Germany and proving my abilities there. But I kept on believing. My parent thought I had gone out of my mind to fight such a hopeless struggle. I let them talk and one day I received a letter from the University of Bonn that they were willing to consider my application.
I was excited and nervous. Now I have to go a step further in my positive thinking. I have to believe that I was going to study at the University of Bonn in Germany. I found picture of this university and posted it on the wall of my bedroom. I kept looking at it and told my self : " That is where you are going to study ". I learn the Germany Language even more intensively.Then after an agony of nearly a year, I received the letter that I had indeed won a scholarship. Three monts later I left for Germany.
This happen about eights years ago. It was the first but not the last time in my life, which showed me that God is willing to give you everything you asked for, if you but believe.
I always thought that I would like to see you in person one day. Now this wish has been fulfilled, since my husband and I living in New York at present. This Sunday our son will be baptized by you. Who would have thought a long ago as I was still in Indonesia, clinging to your book as my only source of hope. Thank you very, very much !
May God bless you
Sincerely yours
Loan Eng Tjioe
aktifitas seorang ibu dari 2 anak gadis remaja, seorang istri, sementara tinggal di kota kecil Randolph, Vermont dimana musim berlangsung setengah tahun....
Jumat, 14 September 2012
Jumat, 07 September 2012
Tata ngga sedih kok ........
Tata
Itu kalimat yang diucapkan Tata waktu aku cium dan bersiap berangkat kerja di pagi hari.
Saat itu Tata berumur sekitar 3 hampir 4 tahun ( karena sudah punya adik bayi Yaya ). Biasanya tiap pagi aku pamitan untuk pergi berangkat kerja ( tahun-tahun itu bekerja sebagai Japanese speaking guide di travel agent besar di Jogja ) yang mesti berangkat pagi-pagi sekitar jam 6 pagi menjemput client alias tourist dari Jepang dengan pesawat pertama dari Denpasar.
Seperti biasa aku akan bilang : " Ibu berangkat kerja ya sayang , ntar sore juga udah pulang ". dan Tata akan merubah wajahnya jadi sedih dan mulut kecilnya akan hilang seperti mau menangis. Malah pernah sewaktu masih berumur setahun ato 2 tahun pokoknya Tata udah bisa berlari-lari deh, dia menangis hebat waktu pertama kali kutitipkan di " Wisma Sri Derma " di jl. kusuma negara ( sepertinya sampai sekarang masih ada kok jadi satu dengan asrama mahasiswa ) semacam 'day care' di jogja. Saking hebatnya menangis sampai dia muntah dan ini membuatku sedih, malu dst pada 'the lady' yang jaga bayi/anak2 disitu. Karena Tata memuntahkan sarapan paginya, yang masih utuh terlihat nodle/mie goreng keluar dari mulut kecilnya. OMG sedih banget liatnya, mau rasanya kugendong lagi tapi waktu udah mepet, akhirnya the lady/mbak2 pengurusnya bilang padaku : " udah bu ngga papa ditinggal aja, dia pasti baik2 aja kok ". Akhirnya kulambaikan tangan ke Tata tanpa menengok lagi.
Akhirnya setelah Tata mempunyai adik bayi Yaya, aku tidak pernah menitipkan lagi ke sana karena ada baby sitter yang mengurus bayi Yaya dan seorang pembatu yang mengurus masak dan rumahku. Jadi aku merasa aman meninggalkan kedua anakku di rumah seharian. Tapi ritual pamitan inilah yang selalu terasa berat tiap pagi. Masih mudah pamitan pada bayi Yaya tinggal peluk cium terus pesan macam pada baby sitter beres sudah.
Tapi Tata kecilku ini yang sudah mengerti ibunya akan pergi seharian, dia akan rewel, cemberut dan banyak bertanya ( maklum anak berumaur 3.5 tahun ). Dia tau apa yang akan dilakukan ibunya kalau udah pamitan memeluk, cium pipi kanan-kiri sambil berpesan spt jangan nakal, makan yang banyak, ibu pasti pulang nanti sore dst dst ...... eh Tata masih bertanya lagi
: " sorenya kapan bu ? ",
kujawab : "ya kalau udah sore" .
Tapi bukan Tata namanya kalau langsung puas dijawab begitu . Dia masih terus bertanya ,
:" Iyaaa sorenya JAM BERAPA ?? "
Ya ampun ini anak yang baru 3 tahun kenapa mesti bertanya seperti sudah dewasa dan orang yang sibuk dengan jadwal . Ya akhirnya kujawab sebisaku ( karena kadang memang meleset dari schedule gara-gara pesawat delay atau terjebak traffic di jalan khan ).
Begitulah Tata yang kritis, cerewet ngga mau kalah sama siapa saja dan juga ' stuborn '. Kalau ini menurun dari ibu dan mbah kakungnya sih hehehehe..... Tapi aku sungguh bersyukur pada Tuhan ( Thank you Lord God ) , karena dia smart girl dan sudah terlihat semenjak bayi, dia sudah membaca diumur 4 tahun. Berhitung dengan dengan cepat masa balitanya, sampai tante-tantenya seneng banget ngetes dia itung2 an, seperti berapa jumlah huruf dalam nama seseorang, begitu salah seorang tante menyebutkan sebuah nama yang cukup panjang, Tata langsung menjawab ( tanpa berpikir/ menghitung dulu ) dan setiap kali di check, jawabannya selalu benar. Gila jelas aku dan adik-adik alias para tante 'amazed' dengan kemampuan Tata.
Belum kalau ditanya sesuatu misalnya : " Ta ceritakan tentang badak bercula satu atau ular boa ". Dia akan menjelaskan panjang lebar lengkap seperti ensiklopedia , mulai dari asalnya, makannya, nama latinnya cara berkembang biak dst...Sepertinya apa yang pernah dia baca akan tersimpan rapi dalam memori otaknya. Dan yang mengherankan dia masih usia TK ( perlu diingat dari tk kecil Tata sudah bisa membaca ).
Masih kuingat dia selalu tidak sabar menungguku selesai membaca buku , majalah atau koran baruku, padahal bacaanku jelas bukan untuk anak-anak yaitu Femina, Intisari dan kompas minggu yang pasti kubaca tiap terbit. Dan jangan dikira aku tidak menyediakan bacaan untuknya yang khusus untuk anak seperti Bobo, Nina, Nakayoshi dll ( Tata akan membacanyanya tidak lebih dari satu jam untuk setiap bacaannya selesai semuanya ). Akhirnya semua buku/majalahku menjadi bacaan dia juga. Kecuali buku-buku berbahasa Jepangku yang tidak dibacanya, jelas wong hurufnya juga kanji :)
Dia cuma komentar : " Tata ngga mau lah jadi dosen bahasa Jepang seperti ibu ".
Suatu pagi saat ritual pamitan berangkat kerja ( Tata masih belum tk kecil/preschool, karena masih di rumah saja waktu ). Setelah memeluk dan mencium Tata, kemudian berpesan :
" nanti sore ibu pasti pulang sayang ".
Sedikit heran karena dia tidak banyak bicara atau cerewet dan mengejutkan saat itu dia menjawab :
" Tata ngga sedih kok "
Oh my God hatiku bergetar mendengarnya, kucium sekali lagi dan kulambaikan tangan kemudian masuk ke mobil. Setelah mobilku meluncur keluar halaman rumah, tumpahlah air mataku yang sejak tadi kutahan di depan Tata kecilku. Jelas aku tidak mau kelihatan menangis di depan Tata yang sudah begitu tabah padahal aku tahu pasti dari raut mukanya sangat sedih. Ibu mana sih yang bisa dibohongi oleh anaknya ?? meski dia mengucapkan kalimat :
" Tata ngga sedih kok "
Karena dia sudah tahu sejak bayi kalau ibunya harus pergi bekerja. Sekencang apapun dia menangis, bahkan sampai muntah sekalipun toh ibunya pasti pergi juga. Tata sudah belajar banyak untuk menjadi anak yang tabah, kuat dan bertanggung jawab sejak usia dini. Ibu tahu Ta, ibu juga banyak belajar dari Tata bagaimana menjadi ibu yang baik.
Ngga papa kok merasa sedih, itu manusiawi banget ( seperti yang Tata lakukan lagi waktu malam terakhir ibu dan ade di rumah sebelum paginya terbang ke Vermont, semula Tata malah mau tidur di kos2an sampai dibujuk pacar dan sahabat-sahabatnya untuk bersama di malam terakhir ibu dan ade ). Ibu tau Tata sedih, karena ibu dan Ade juga sedih banget mau berpisah ( malahan mbah kakung dan mbah putri udah duluan menginap di rumah om Iwan karena ingin menghindari " say godbye " ).
Semua orang punya perasaan sedih Ta, dan itu wajar banget. Satu hal yang ingin selalu ibu katakan pada Tata bahwa :
" I love you and ibu so proud of you Ta "
Note :
catatan kalau dulu waktu kecil Tata cita-citanya ingin jadi 'susan' ( itu lho boneka yg bisa ngomong ), terus usia SD katanya ingin jadi detektif ( maklum tomboy ) kalau sekarang dia mau jadi researcher alasan dia ambil subject antropology kuliahnya :)
Note :
catatan kalau dulu waktu kecil Tata cita-citanya ingin jadi 'susan' ( itu lho boneka yg bisa ngomong ), terus usia SD katanya ingin jadi detektif ( maklum tomboy ) kalau sekarang dia mau jadi researcher alasan dia ambil subject antropology kuliahnya :)
Tata kecilku
Tata & Yaya
2011
now Tata
Tata with her tattoes ....
ter update Aug, 2012 Tata with Germany student kelompok Freiburg riset di kampusnya.
Langganan:
Postingan (Atom)